2 huruf C yang ini sering kita dengar dalam 2 minggu terakhir ini, Apakah itu ? China and Correction, China dengan aksi devaluasi mata uangnya membuat emerging market Asia menjadi gundah gulana. Kekhawatiran atas perlambatan di Cina telah mematahkan kepercayaan para investor, sementara investor juga cemas atas dampak pada emerging market jika The Fed menaikkan suku bunga acuan yang selama ini masih terlihat tarik ulur dan dampaknya dapat kita lihat beberapa hari terakhir ini terjadi koreksi (Correction) dan pada hari pertama pembukaan minggu keempat dibulan Agustus 2015 Senin 24 Agustus 2015 di beberapa bursa dunia mengalami kejatuhan / koreksi yang cukup dalam. Berikut penutupan beberapa bursa utama Asia 21 Agustus 2015 (Sumber :Bloomberg.com)
Bagaimana dengan US Market ?
Chart dibawah ini menunjukan pergerakan Dow yang cenderung membentuk pola lower low dan lower high sejak 20 Juli 2015 yang mecapai titik tertingginya di level 18.100,41 dan terus turun hingga menjebol level support psikologisnya di level 17.000 , dimana pada penutupan perdagangan di akhir pekan minggu ketiga tanggal 21 Agustus 2015, akhirnya Index Dow mengalami kejatuhan hingga 535 poin dari hari sebelumnya dan ditutup di level 16.459,75 turun -3,2 %, dan agaknya Dow masih butuh ‘Effort’ untuk recovery dan cenderung melanjutkan penurunannya.
What’s Going On ?
Emerging market yang mengalami koreksi dan disertai gejolak fluktuasi nilai tukar mata uang dan harga komoditas yang tenggelam, membangkitkan kenangan bagi banyak investor atas krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997 dan 1998. Apakah hal tersebut terulang kembali ?
Mengutip berita dari CNN ,Kepala Strategis Bursa Convergex, Nick Colas, mengatakan bahwa “kombinasi antara faktor-faktor fundamental dan psikologis mempengaruhi pasar saham”.
Hal tersebut benar adanya, sederhananya dua faktor itulah yang paling banyak berbicara dan menggerakkan pasar , fundamental bisa dikatakan sebagai kondisi negara itu sendiri atau kinerja para emiten sedangkan faktor psikologi adalah perilaku para trader/investor didalam menyikapi kejadian ekonomi. Disini kita bisa melihat bahwa ketidakpastian ada didepan, psikologis pasarlah yang seolah olah menciptakan ‘kondisi baru’ dan kita sebetulnya tidak perlu menebak nebak akan bagaimana situasi ekonomi kedepannya?
Tim Anderson dari MND Partners mengatakan “banyak pialang dilantai bursa (US market) menginginkan pasar terkoreksi 5% – 10 % , karena market sudah terlalu lama tidak terkoreksi” (lagi lagi kata koreksi disebutkan)
Paling tidak Namun ‘crash’ kali ini saya berpendapat bahwa situasi ini masih dalam batas batas yang dapat “dikendalikan” dan koreksi seharusnya bisa membawa kepada situasi yang lebih sehat dalam jangka panjang.
Ya semoga….And time will tell….
Sementara berita dari dalam negeri, IHSG hari ini kembali ditutup melemah akibat imbas market regional yang juga terjun bebas melanjutkan koreksi yang terjadi pada akhir pekan minggu ketiga Agustus 2015 ini, bahkan IHSG dibuka gap down di level 4.241,30 dari penutupan sebelumnya di level 4.335,95. Ternyata level support 4.300 tidak mampu menahan laju penurunannya. Dan saat ini IHSG sudah mendekati salah satu titik rendahnya yang pernah dicapai pada bulan Desember 2013 tepatnya di tanggal 16 di level 4.125,96. Jika IHSG tidak mampu menahan supportnya di level 4.100 an ini, tidak menutup kemungkinan akan melanjutkan penurunannya di level support berikutnya di level 4.040 dan berikutnya di 3.966 berdasarkan tarikan Fibo Retracement. Dan kelihatannya juga masih belum ada tanda tanda reversal.
Sementara itu, Rupiah akhirnya ditutup di level 14.000 setelah sebelumnya tertahan di level resistancenya di Rp 13.950, pelemahan lanjutan mata uang Rupiah ini sebetulmya sudah mulai terlihat sejak Rupiah menembus Rp 13.000 Kenapa Rupiah melemah terus ? Banyak faktor dan kita tidak bisa melihat dari satu sisi, memburuknya situasi global market dan regional serta melambatnya laju perekonomian didalam negeri sendiri juga bisa memicu pelemahan Rupiah belum lagi masalah defisit neraca perdagangan Indonesia dan apakah ini juga dampak kebijakan The Fed dalam memperbaiki ekonomi Amerika ? tidak 100 % kita dapat mengetahui dengan pasti. Berikut pergerakan Rupiah terhadap USD selama 1 bulan terakhir.
Apa yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari sisi seorang Trader/investor didalam menyikapi situasi seperti ini ?
Good Luck !
Salam Sukses – Happy Trading
WhatsApp us