THE BEARISH WON ! Who Cares ?!
August 22, 2015
workshop teknikal analisis di surabaya kecil
Sigma Trading Event at Surabaya 17-18 Oktober 2015
August 26, 2015

China And Correction, What’s Going On ?

failed-invesT

2 huruf C  yang ini sering kita dengar dalam 2 minggu terakhir ini, Apakah itu ? China and Correction, China dengan aksi devaluasi mata uangnya membuat emerging market Asia menjadi gundah gulana.  Kekhawatiran atas perlambatan di Cina telah mematahkan kepercayaan para investor, sementara investor juga cemas atas dampak pada emerging market jika The Fed menaikkan suku bunga acuan yang selama ini masih terlihat tarik ulur  dan dampaknya dapat kita lihat  beberapa hari terakhir ini  terjadi  koreksi  (Correction)  dan  pada hari pertama pembukaan minggu keempat dibulan Agustus 2015 Senin 24 Agustus 2015 di beberapa bursa dunia mengalami kejatuhan / koreksi yang cukup dalam.  Berikut penutupan beberapa bursa utama Asia 21 Agustus 2015 (Sumber :Bloomberg.com)

asiamarket3

asiamarket4

Bagaimana dengan US Market ?

Chart dibawah ini menunjukan pergerakan Dow yang cenderung membentuk pola lower low dan lower high sejak 20 Juli 2015 yang mecapai titik tertingginya di level 18.100,41 dan terus turun hingga menjebol level support psikologisnya di level 17.000 ,    dimana pada  penutupan perdagangan di akhir pekan minggu ketiga tanggal 21 Agustus 2015, akhirnya Index Dow mengalami kejatuhan hingga 535 poin dari hari sebelumnya dan ditutup di level 16.459,75 turun -3,2 %, dan agaknya Dow masih butuh ‘Effort’ untuk recovery dan cenderung melanjutkan penurunannya.

 

 

2015Aug-Dow Jones Averages Industrial Average-800x600.png21082015

What’s Going On ?

Emerging market yang mengalami koreksi dan disertai  gejolak fluktuasi nilai tukar mata uang dan harga komoditas yang tenggelam, membangkitkan kenangan bagi banyak investor atas  krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997 dan 1998. Apakah hal tersebut terulang kembali ?

Mengutip berita dari CNN ,Kepala Strategis Bursa Convergex, Nick Colas, mengatakan bahwa “kombinasi antara faktor-faktor fundamental dan psikologis mempengaruhi pasar saham”.

Hal tersebut benar adanya, sederhananya dua faktor itulah yang paling banyak berbicara dan menggerakkan pasar , fundamental bisa dikatakan sebagai kondisi negara itu sendiri atau kinerja para emiten sedangkan faktor psikologi adalah perilaku para trader/investor didalam menyikapi kejadian ekonomi. Disini kita bisa melihat bahwa ketidakpastian ada didepan, psikologis pasarlah yang seolah olah menciptakan ‘kondisi baru’ dan kita sebetulnya tidak perlu menebak nebak akan bagaimana situasi ekonomi kedepannya?

Tim Anderson dari MND Partners mengatakan “banyak pialang dilantai bursa (US market) menginginkan pasar terkoreksi 5% – 10 % , karena market sudah terlalu lama tidak terkoreksi” (lagi lagi kata koreksi disebutkan)

Paling tidak  Namun ‘crash’ kali ini saya berpendapat bahwa situasi ini masih dalam batas batas yang dapat “dikendalikan” dan koreksi seharusnya bisa membawa kepada situasi yang lebih sehat dalam jangka panjang.

Ya semoga….And time will tell….

Sementara berita dari dalam negeri, IHSG hari ini kembali ditutup melemah akibat imbas market regional yang juga terjun bebas melanjutkan koreksi yang terjadi pada akhir pekan minggu ketiga Agustus 2015 ini, bahkan IHSG dibuka gap down di level 4.241,30 dari penutupan sebelumnya di level 4.335,95. Ternyata level support 4.300 tidak mampu menahan laju penurunannya. Dan saat ini IHSG sudah mendekati salah satu titik rendahnya yang pernah dicapai pada bulan Desember 2013 tepatnya di tanggal 16 di level 4.125,96. Jika IHSG tidak mampu menahan supportnya di level 4.100 an ini, tidak menutup kemungkinan akan melanjutkan penurunannya di level support berikutnya di level 4.040 dan berikutnya di 3.966 berdasarkan tarikan Fibo Retracement. Dan kelihatannya juga masih belum ada tanda tanda reversal.

2015Aug-COMPOSITE-800x600.png24082015b

Sementara itu, Rupiah akhirnya ditutup di level 14.000 setelah sebelumnya tertahan di level resistancenya di Rp 13.950, pelemahan lanjutan mata uang Rupiah ini sebetulmya sudah mulai terlihat sejak Rupiah menembus Rp 13.000  Kenapa Rupiah melemah terus ? Banyak faktor dan kita tidak bisa melihat dari satu sisi,  memburuknya situasi global market dan regional serta melambatnya laju perekonomian didalam negeri sendiri juga bisa memicu pelemahan Rupiah belum lagi masalah defisit neraca perdagangan Indonesia dan apakah ini juga dampak kebijakan The Fed dalam memperbaiki ekonomi Amerika ? tidak 100 % kita dapat mengetahui dengan pasti. Berikut pergerakan Rupiah terhadap  USD selama 1 bulan terakhir.

idrusd monthly 24082015

Apa yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari sisi seorang Trader/investor  didalam menyikapi situasi seperti ini ?

  1. Meskipun harga saham saham di IHSG terus meluncur kebawah dan bahkan terlihat ‘murah’ jangan coba coba menangkap pisau yang jatuh. Kita juga sering mendengar istilah Buy Low Sell High, tidak ada yang salah dengan istilah itu asal kita bisa menginterprestasikan dengan benar, Disini saya mau anda mengerti bahwa kita tidak boleh membeli sebuah saham dengan alasan ‘murah’ That is not a good enough reason to buy! , inilah yang disebut catching the falling knife. Karena kita tidak tahu harga akan bergerak kemana dan bisa jadi kita tidak menyadari adanya perubahan trend dan momentum itu sendiri.Don’t Panic
  2. D0n’t Panic !! Worries give you something to do but it doesn’t get you anywhere. Disini yang penting adalah kedisiplinan Anda didalam menjalankan TradingPlan Anda. Jika sudah terlanjur terjebak cukup dalam dan ‘nyangkut’, maka kebesaran hati lah yang seolah olah bisa menyelamatkan portfolio anda didalam  menerima resiko cutloss yang  besar dan jika tidak sanggup maka paling tidak menjadi investor dadakan sementara sambil menunggu market rebound, hanya saja kita bisa kehilangan opportunity cost jika rebound terjadi dalam waktu yang relatif panjang.
  1. Yang jauh lebih penting, bukan krisis itu yang harus menjadi fokus utama kita, tetapi bagaimana antisipasi kita terhadap apa yang terjadi, itulah yang membuat kita tetap survive. Ketidakpastian selalu membayangi perekonomian apapun kondisinya dan ekonomi pun sebetulnya merupakan hal yang kompleks untuk dipahami. Dan yang paling penting yang tidak boleh kita lupakan adalah  prinsip ekonomi itu sendiri, hal ini tetap berlaku sepanjang masa, Apakah itu ? Low cost/expense to get big profit/gain in every matters.

Good Luck !

Salam Sukses – Happy Trading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *